Al-Khawarizmi Sang Matematikawan Super
25 Juni 2024
Muḥammad bin Mūsā al-Khwārizmī al-majousī al-katarbalī (Persia: ابوجعفر محمد بن موسی خوارزمی ) adalah seorang Persia yang ahli dalam berbagai bidang (polimatik) seperti matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Kufah, Irak. Lahir sekitar tahun 780 di Khwarezmia (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Bagdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai guru di Sekolah Kehormatan di Bagdad yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Ma'mun Ar-Rasyid, tempat ia belajar ilmu alam dan matematik, termasuk mempelajari terjemahan naskah Sanskerta dan Yunani.
Buku pertamanya, Al Kitaab al Muhtasar fii Hisaab al jabr wa'l Muqabaala, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari persamaan linear dan persamaan kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Al-Khwārizmī juga berperan penting dalam memperkenalkan angka Arab melalui karya Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind yang kelak diadopsi sebagai angka standar yang dipakai di berbagai bahasa serta kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke-12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusinya tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata "aljabar" berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam bukunya. Kata algorisme dan algoritma diambil dari kata algorismi, latinisasi dari namanya. Namanya juga diserap dalam bahasa Spanyol, guarismo, dan dalam bahasa Portugis, algarismo bermakna "digit".
Biografi
Sedikit yang dapat diketahui dari hidupnya, bahkan lokasi tempat lahirnya sekalipun. Namanya mungkin berasal dari Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi Khurasan pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah (sekarang Xorazm, salah satu provinsi Uzbekistan). Gelarnya adalah Abū ‘Abdu llāh (Arab: أبو عبد الله) atau Abū Ja’far.
Tentang agama al-Khawārizmī', Toomer menulis: Julukan lain yang diberikan kepadanya oleh al-Ṭabarī, "al-Majūsī," tampaknya menunjukkan bahwa ia adalah penganut agama Zoroastrian lama . Hal ini masih mungkin terjadi pada saat itu bagi seorang pria asal Iran, namun kata pengantar yang saleh pada Aljabar al-Khwārizmī menunjukkan bahwa ia adalah seorang Muslim ortodok , sehingga julukan al-Ṭabarī tidak lebih berarti dari para leluhurnya, dan mungkin ia di masa mudanya, dia adalah penganut zoroastrian.
Dalam Kitāb al-Fihrist Ibnu al-Nadim, kita temukan sejarah singkatnya, bersama dengan karya-karya tulisnya. Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara 813-833. setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi pusat ilmu dan perdagangan, dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke kota ini, yang juga dia lakukan. Dia bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat ia belajar ilmu alam dan matematika, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani.
Berita Lainnya
Himaksi STIEM Cilacap Gelar Turnamen Bulutangkis
21 Oktober 2024
STIEM FC Juara 2 Kategori Umum Tingkat Kabupaten Cilacap
11 Oktober 2024